Kredit tanpa bunga atau 0% (nol persen), pada umumnya sudah banyak dikeluarkan oleh BPR. Sesuai dengan namanya, tentunya memang tidak dibebankan suku bunga terhadap debitur. Jadi benar-benar bahwa tidak ada angsuran bunga yang wajib dibayar oleh debitur atau calon debitur. Tentu yang menjadi pertanyaan di benak kita adalah "Dari mana datangnya sumber pendapatan yang dihapus tersebut?". Untuk menjawab hal tersebut, kita kembali dulu "Pendapatan apa sih yang berhubungan dengan penyaluran dana tersebut?". Secara umum, kita mengenal adanya provisi dan administrasi dan lain pendapatan sehubungan dengan penyaluran tersebut. Kembali kepada hal diatas, setiap bank atau BPR tentunya sudah memikirkan matang-matang apa dampak terhadap pemberian suku bunga 0%, dan apa yang harus dilakukan untuk mengembalikan angsuran bunga tersebut.
Ada dua hal yang sangat berperan penting dalam inovasi bunga 0% (nol persen), yaitu:
1. ProvisiDua hal tersebutlah yang menjadi dasar dalam pendanaan model tersebut. Kemungkinan yang terjadi adalah:
2. Jangka Waktu
1. Peningkatan provisi dengan jangka waktu tetap
2. Provisi tetap dengan jangka waktu yang lebih pendek
3. Provisi turun dengan jangka waktu yang juga pendek.
Bagi yang berminat untuk menerapkan di BPR atau tempat kerja anda, berikut gambaran singkat dari produk tersebut yang dikaitkan dengan kemungkinan yang ada. Misalkan kita memiliki produk dasar sebagai berikut:
Plafond Rp. 1.000.000,-
Bunga 1%/ bulan
Jangka Waktu 1 tahun
Provisi 1%
Biaya Penutupan 10.000
Maka secara umum penghasilan yang diterima adalah sebesar:
Bunga sebesar Rp. 10.000 per bulan
Provisi sebesar Rp. 10.000 satu kali pada saat penarikan
By Penutupan rekening Rp. 10.000 pada saat pelunasan (jika diberlakukan)
Sehingga total pendapatan yang diterima oleh bank sampai 1 tahun adalah sebesar:
= (10.000 x 12) + 10.000 + 10.000
= 120.000 + 20.000
= 140.000
Selanjutnya bagaimana penghasilan apabila dikredit tersebut diberikan suku bunga sebesar 0%? Bentuk inovasi produknya sebagai berikut:
Plafond Rp. 1.000.000,-
Bunga 0%/ bulan
Jangka Waktu Diperkecil sampai 3 bulan tahun
Provisi 1%
By Penutupan 10.000
Maka perhitungan pendapatan yang dapat diterima oleh Bank adalah:
= Provisi + Biaya Penutupan
= 10.000 + 10.000
= 20.000
Ingat bahwa dari durasi 1 tahun menjadi 3 bulan, artinya terjadi transaksi pencairan sebanyak 4 kali dalam setahun. sehingga total pendapatannya menjadi:
= 20.000 x 4
= 80.000
Dari data produk dasar ke produk inovatif tentunya terjadi perbedaan pendapatan sebesar Rp. 60.000. Untuk mengakali hal tersebut sebagai mana dalam opsi diatas, dapat dilakukan penambahan biaya provisi sebesar sekian persen atau dapat melakukan penurunan jangka waktu lagi menjadi dua bulan sehingga terjadi 6 kali transaksi dalam 1 tahun. Namun menurun penulis, data tersebut diatas sudah cukup bagus dan satu hal yang sangat baik, kemungkinan besar jumlah peminatnya akan banyak dan semakin bertambah sehingga meningkatkan portofilo kredit bpr saudara.
Untuk inovasi produk dengan kemungkinan lainnya dapat anda terapkan sesuai keinginannya yang jelas tetap berpedoman kepada prinsip kehati-hatian (prudential banking).